Tuesday, November 15, 2011

Mengenal Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)

Augmented Reality

Realitas tertambah, atau kadang dikenal dengan singkatan bahasa Inggrisnya AR (augmented reality), adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan.

Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat realitas tertambah sesuai sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata.
Realitas tertambah dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan, dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer, industri manufaktur, realitas tertambah juga telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam.

Pengertian
Ronald T. Azuma (1997) mendefinisikan augmented reality sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antarbenda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif.

Selain menambahkan benda maya dalam lingkungan nyata, realitas tertambah juga berpotensi menghilangkan benda-benda yang sudah ada. Menambah sebuah lapisan gambar maya dimungkinkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan lingkungan nyata dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk menyembunyikan sebuah meja dalam lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan representasi tembok dan lantai kosong yang diletakkan di atas gambar meja nyata, sehingga menutupi meja nyata dari pandangan pengguna.
Penggunaan

a.       Kesehatan
Bidang ini merupakan salah satu bidang yang paling penting bagi sistem realitas tertambah. Contoh penggunaannya adalah pada pemeriksaan sebelum operasi, seperti CT Scan atau MRI, yang memberikan gambaran kepada ahli bedah mengenai anatomi internal pasien. Dari gambar-gambar ini kemudian pembedahan direncanakan. Realitas tertambah dapat diaplikasikan sehingga tim bedah dapat melihat data CT Scan atau MRI pada pasien saat pembedahan berlangsung. Penggunaan lain adalah untuk pencitraan ultrasonik, di mana teknisi ultrasonik dapat mengamati pencitraan fetus yang terletak di abdomen wanita yang hamil.

b.      Manufaktur dan reparasi
Bidang lain di mana realitas tertambah dapat diaplikasikan adalah pemasangan, pemeliharaan, dan reparasi mesin-mesin berstruktur kompleks, seperti mesin mobil. Instruksi-instruksi yang dibutuhkan dapat dimengerti dengan lebih mudah dengan realitas tertambah, yaitu dengan menampilkan gambar-gambar tiga dimensi di atas peralatan yang nyata. Gambar-gambar ini menampilkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya dan cara melakukannya. Selain itu, gambar-gambar tiga dimensi ini juga dapat dianimasikan sehingga instruksi yang diberikan menjadi semakin jelas.

Beberapa peneliti dan perusahaan telah membuat beberapa prototipe di bidang ini. Perusahaan pesawat terbang Boeing tengah mengembangkan teknologi realitas tertambah untuk membantu teknisi dalam membuat kerangka kawat yang membentuk sebagian dari sistem elektronik pesawat terbang. Kini, untuk membantu pembuatannya teknisi masih menggunakan papan-papan besar yang perlu disimpan di beberapa gudang penyimpanan yang terpisah. Menyimpan instruksi-instruksi pembuatan kerangka kawat ini dalam bentuk elektronik dapat menghemat tempat dan biaya secara signifikan.

c.       Hiburan
Bentuk sederhana dari realitas tertambah telah dipergunakan dalam bidang hiburan dan berita untuk waktu yang cukup lama. Contohnya adalah pada acara laporan cuaca dalam siaran televisi di mana wartawan ditampilkan berdiri di depan peta cuaca yang berubah. Dalam studio, wartawan tersebut sebenarnya berdiri di depan layar biru atau hijau. Pencitraan yang asli digabungkan dengan peta buatan komputer menggunakan teknik yang bernama chroma-keying.

Princeton Electronic Billboard telah mengembangkan sistem realitas tertambah yang memungkinkan lembaga penyiaran untuk memasukkan iklan ke dalam area tertentu gambar siaran. Contohnya, ketika menyiarkan sebuah pertandingan sepak bola, sistem ini dapat menempatkan sebuah iklan sehingga terlihat pada tembok luar stadium.

d.      Pelatihan Militer
Kalangan militer telah bertahun-tahun menggunakan tampilan dalam kokpit yang menampilkan informasi kepada pilot pada kaca pelindung kokpit atau kaca depan helm penerbangan mereka. Ini merupakan sebuah bentuk tampilan realitas tertambah. SIMNET, sebuah sistem permainan simulasi perang, juga menggunakan teknologi realitas tertambah. Dengan melengkapi anggota militer dengan tampilan kaca depan helm, aktivitas unit lain yang berpartisipasi dapat ditampilkan.

Contohnya, seorang tentara yang menggunakan perlengkapan tersebut dapat melihat helikopter yang datang. Dalam peperangan, tampilan medan perang yang nyata dapat digabungkan dengan informasi catatan dan sorotan untuk memperlihatkan unit musuh yang tidak terlihat tanpa perlengkapan ini.

Virtual Reality
Virtual reality (VR) atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi. Lingkungan realitas maya terkini umumnya menyajikan pengalaman visual, yang ditampilkan pada sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampil stereokopik, tapi beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan, seperti suara melalui speaker atau headphone.

Beberapa sistem haptic xanggih sekarang meliputi informasi sentuh, biasanya dikenal sebagai umpan balik kekuatan pada aplikasi berjudi dan medis. Para pemakai dapat saling berhubungan dengan suatu lingkungan sebetulnya atau sebuah artifak maya baik melalui penggunaan alat masukan baku seperti a papan ketik dan tetikus, atau melalui alat multimodal seperti a sarung tangan terkabel, Polhemus boom arm, dan ban jalan segala arah. Lingkungan yang ditirukan dapat menjadi mirip dengan dunia nyata, sebagai contoh, simulasi untuk pilot atau pelatihan pertempuran, atau dapat sangat berbeda dengan kenyataan, seperti di VR game. Dalam praktik, sekarang ini sangat sukar untuk menciptakan pengalaman Realitas maya dengan kejernihan tinggi, karena keterbatasan teknis atas daya proses, resolusi citra dan lebar pita komunikasi. Bagaimanapun, pembatasan itu diharapkan untuk secepatnya diatasai dengan berkembangnya pengolah, pencitraan dan teknologi komunikasi data yang menjadi lebih hemat biaya dan lebih kuat dari waktu ke waktu.

Sumber :

Saturday, May 28, 2011

LA4 AP2A (Database pada VB6.0) Tanggal 28 Mei 2011

Listing

Option Explicit
Dim Rs As New ADODB.Recordset

Private Sub Command1_Click()
    Text1.Text = ""
    Text2.Text = ""
    Text3.Text = ""
    Text1.SetFocus
End Sub

Private Sub Command3_Click()
With Rs
        .Delete
    End With
    Text1.Text = ""
    Text2.Text = ""
    Text3.Text = ""
    Text1.SetFocus
End Sub

Private Sub Command4_Click()
Unload Me
End Sub

Private Sub Form_Load()
    Dim Adodc1 As String

    'Koneksi database
    With Rs
        Adodc1 = App.Path & "\Database1.mdb"
        .ActiveConnection = "Provider=Microsoft.Jet.OLEDB.4.0;Data Source=D:\Teknik Informatika\Latihan Pemrograman\VB 6.0\Data Base\Database1.mdb;Mode=ReadWrite|Share Deny None;Persist Security Info=False"
      .CursorLocation = adUseClient
        .LockType = adLockOptimistic
       .CursorType = adOpenStatic
        .Source = "select * from Table1"
        .Open
    End With

    Set DataGrid1.DataSource = Rs
    DataGrid1.Refresh

End Sub

Private Sub Form_Unload(Cancel As Integer)
    Set Rs = Nothing
End Sub
Private Sub Command2_Click()
With Rs
        .AddNew
        .Fields("nama").Value = Text1.Text
        .Fields("npm").Value = Text2.Text
        .Fields("kelas").Value = Text3.Text
        .Update
    End With
    Text1.Text = ""
    Text2.Text = ""
    Text3.Text = ""
    Text1.SetFocus
End Sub

Microsoft Access 2007



Design Form1 VB6.0

Adodc Properties





 


 Output


Saturday, May 21, 2011

LA3 AP2A (Menu dan PopUp Menu pada VB6.0) tanggal 21 Mei 2011

Sebelumnya gw mo ngasih tau klo LA bagian ini gw g make PopUpMenu soalnya gw lupa codingan bwt PopUpMenu tuh gimana. Jadi gw cuma ngbahas Menu Editor aja..

Listing

MDIForm1
Private Sub about_Click()
MsgBox "Design by Adjie Putra Nugraha", vbInformation, "Info"
End Sub

Private Sub exit_Click()
If MsgBox("Anda Yakin Ingin Keluar ?", vbYesNo + vbInformation, "Exit") = vbYes Then
End
End If
End Sub

Private Sub kalkulator_Click()
Form1.Show
MDIForm1.Hide
End Sub

Private Sub text_Click()
Form2.Show
MDIForm1.Hide
End Sub

Private Sub warna_Click()
Form3.Show
MDIForm1.Hide
End Sub

Form1
Private Sub Command1_Click()
Text1.text = ""
Text2.text = ""
Text3.text = ""
End Sub

Private Sub Command2_Click()
MDIForm1.Show
Form1.Hide
End Sub

Private Sub Command3_Click()
Text3.text = Val(Text1.text) + Val(Text2.text)
End Sub

Private Sub Command4_Click()
Text3.text = Val(Text1.text) - Val(Text2.text)
End Sub

Private Sub Command5_Click()
Text3.text = Val(Text1.text) * Val(Text2.text)
End Sub

Private Sub Command6_Click()
Text3.text = Val(Text1.text) / Val(Text2.text)
End Sub

Form2
Private Sub Check1_Click()
If Check1.Value = 1 Then
Label1.FontBold = True
Else
Label1.FontBold = False
End If
End Sub

Private Sub Check2_Click()
If Check2.Value = 1 Then
Label1.FontItalic = True
Else
Label1.FontItalic = False
End If
End Sub

Private Sub Check3_Click()
If Check3.Value = 1 Then
Label1.FontUnderline = True
Else
Label1.FontUnderline = False
End If
End Sub

Private Sub Command1_Click()
MDIForm1.Show
Form2.Hide
End Sub

Private Sub Option1_Click()
Label1.ForeColor = vbRed
End Sub

Private Sub Option2_Click()
Label1.ForeColor = vbGreen
End Sub

Private Sub Option3_Click()
Label1.ForeColor = vbBlue
End Sub

Form3
Private Sub Command1_Click()
Form1.BackColor = Text1.BackColor
Form2.BackColor = Text1.BackColor
Form3.BackColor = Text1.BackColor
MDIForm1.BackColor = Text1.BackColor
End Sub

Private Sub warna()
Text1.BackColor = RGB(HScroll1.Value, HScroll2.Value, HScroll3.Value)
End Sub

Private Sub Command2_Click()
Form1.BackColor = &H8000000F
Text1.BackColor = &H8000000F
End Sub

Private Sub Command3_Click()
MDIForm1.Show
Form3.Hide
End Sub

Private Sub HScroll1_Change()
warna
Label4.Caption = HScroll1.Value
End Sub

Private Sub HScroll2_Change()
warna
Label5.Caption = HScroll2.Value
End Sub

Private Sub HScroll3_Change()
warna
Label6.Caption = HScroll3.Value
End Sub

Output








LA2 AP2A (Percabangan pada VB6.0) tanggal 14 Mei 2011

Listing

Form1
Private Sub Command1_Click()
If Text1.Text = "vb" And Text2.Text = "ia13" Then
MsgBox "Correct", vbInformation, "Login"
Form2.Show
Form1.Hide
Else
MsgBox "Incorrect", vbInformation, "Login"
End If
End Sub

Private Sub Command2_Click()
Text1.Text = ""
Text2.Text = ""
End Sub

Private Sub Command3_Click()
End
End Sub

Form2
Private Sub Check1_Click()
If Check1.Value = 1 Then
Label1.FontBold = True
Else
Label1.FontBold = False
End If
End Sub

Private Sub Check2_Click()
If Check2.Value = 1 Then
Label1.FontItalic = True
Else
Label1.FontItalic = False
End If
End Sub

Private Sub Check3_Click()
If Check3.Value = 1 Then
Label1.FontUnderline = True
Else
Label1.FontUnderline = False
End If
End Sub

Private Sub Check4_Click()
If Check1.Value = 1 Then
Label1.FontStrikethru = True
Else
Label1.FontStrikethru = False
End If
End Sub

Private Sub Check5_Click()
If Check4.Value = 1 Then
Label1.Caption = UCase(Text1.Text)
Else
Label1.Caption = LCase(Text1.Text)
End If
End Sub

Private Sub Combo1_Click()
Label1.FontName = Combo1.Text
End Sub

Private Sub Command1_Click()
Form1.Show
Form2.Hide
End Sub

Private Sub Command2_Click()
Form2.BackColor = QBColor(Rnd() * 15)
End Sub

Private Sub Form_Load()
Combo1.AddItem "Algerian"
Combo1.AddItem "Times New Roman"
Combo1.AddItem "Comic Sans Ms"
Combo1.AddItem "Courier New"
Combo1.AddItem "Verdana"
End Sub

Private Sub Option1_Click()
Label1.ForeColor = vbRed
End Sub

Private Sub Option2_Click()
Label1.ForeColor = vbBlack
End Sub

Private Sub Option3_Click()
Label1.ForeColor = vbBlue
End Sub

Private Sub Option4_Click()
Label1.ForeColor = vbYellow
End Sub

Private Sub Option5_Click()
Label1.ForeColor = vbGreen
End Sub

Private Sub Text1_Change()
Label1.Caption = Text1.Text
End Sub

Output


Monday, May 9, 2011

LA3 AP2B (Pengunaan Fungsi def pada Ruby) Tanggal 9 Mei 2011

Listing

def persegi()
      print "Masukan Panjang Sisi: "
      x=gets.to_i
      l = x**2
      puts "Luasnya Adalah: #{l}"
      puts ""
end
def prima()
      print "Masukkan Angka: "
      y=gets.to_i
      b=0
      for i in 1..y
            if y%i==0
                 b=b+1
            end
      end
      if b==1 then
            puts "#{y} adalah Bilangan Prima"
            puts ""
      elsif b==2 then
            puts "#{y} adalah Bilangan Prima"
            puts ""
      else
            puts "#{y} adalah Bukan Bilangan Prima"
            puts ""
      end
end
def menu()
      pil=1
      until pil==3
            puts "="*24
            puts "==========Menu=========="
            puts "1.Luas Persegi"
            puts "2.Seleksi Bilangan Prima"
            puts "3.Selesai"
            puts "="*24
            print "Masukan Pilihan Anda [1/2/3]: "
            pil=gets.to_i
            if pil==1
                  persegi()
            elsif pil==2
                  prima()
            else
                  puts "Selesai"
                  puts ""
            end
      end
end
menu()


Output

Sunday, May 1, 2011

Contoh Program If Bersarang pada Python

Listing Program

x=0
while x!=3:
    print '===================='
    print '====== Log In ======'
    print '===================='
    a=raw_input('Username: ')
    b=raw_input('Password: ')
    if a == 'Adjie' and b == 'blank':
        print 'Login Successed'
        print ''
        print ''
        print ''
        print ''
        y=0
        while y!=1:
            print '=============================='
            print '============ Menu ============'
            print '=============================='
            print '= 1. Luas Segitiga ='
            print '= 2. Luas Persegi ='
            print '= 3. Luas Lingkaran ='
            print '= 4. Kalkulator ='
            print '= 5. Array Nama ='
            print '= 6. Deret Fibonacci ='
            print '= 7. Deret Bilangan Ganjil ='
            print '= 8. Deret Bilangan Genap ='
            print '= 9. Deret Bilangan Asli ='
            print '= 10. Keluar ='
            print '=============================='
            c=raw_input('Masukkan Menu Pilihan di Atas: ')
            if c == '1':
                 alas=float(input('Masukkan Alas Segitiga: '))
                 tinggi=float(input('Masukkan Tinggi Segitiga: '))
                 print 'Luas Segitiga:',alas*tinggi/2
                 print ''
                 if y!=1:
                    bb=raw_input('Do You Want to Exit (y/n)? ')
                    if bb=='y':
                         print 'Program Close'
                         print ''
                         break
                    else:
                         print 'Back to Menu'
                         print ''
            elif c == '2':
                 sisi=input('Masukkan Sisi Persegi: ')
                 print 'Luas Persegi:',sisi**2
                 print ''
                 if y!=1:
                    bc=raw_input('Do You Want to Exit (y/n)? ')
                    if bc=='y':
                         print 'Program Close'
                         print ''
                         break
                    else:
                         print 'Back to Menu'
                         print ''
            elif c == '3':
                 jari_jari=float(input('Masukkan Jari-jari Lingkaran: '))
                 print 'Luas Lingkaran:',3.14*jari_jari*jari_jari
                 print ''
                 if y!=1:
                    bd=raw_input('Do You Want to Exit (y/n)? ')
                    if bd=='y':
                         print 'Program Close'
                         print ''
                         break
                    else:
                         print 'Back to Menu'
                         print ''
            elif c == '4':
                 ab=float(input('Masukkan Angka Pertama: '))
                 ac=float(input('Masukkan Angka Kedua: '))
                 print 'Hasil Penjumlahan:',ab+ac
                 print 'Hasil Pengurangan:',ab-ac
                 print 'Hasil Perkalian:',ab*ac
                 print 'Hasil Pembagian:',ab/ac
                 print 'Hasil Modulus:',int(ab%ac)
                 print ''
                 if y!=1:
                    be=raw_input('Do You Want to Exit (y/n)? ')
                    if be=='y':
                         print 'Program Close'
                         print ''
                         break
                    else:
                         print 'Back to Menu'
                         print ''
            elif c == '5':
                 data=input('Masukkan Banyak Data: ')
                 base=[]
                 loop=0
                 while loop!=data:
                    print 'Masukkan Nama ke ',loop+1,': ',
                    nama=raw_input()
                    base.append(nama)
                    loop=loop+1
                 if loop == data:
                    print 'Nama-nama yang Telah Dimasukkan:', base
                 print ''
                 if y!=1:
                    bf=raw_input('Do You Want to Exit (y/n)? ')
                    if bf=='y':
                         print 'Program Close'
                         print ''
                         break
                    else:
                         print 'Back to Menu'
                         print ''
            elif c == '6':
                 angka=input('Masukkan Panjang Deret: ')
                 d = [0,1]
                 for z in range (angka):
                    if z>1:
                         print d[z-1]+d[z-2],
                         d.append(d[z-1]+d[z-2])
                    else:
                         print d[z],
                 print ''
                 print ''
                 if y!=1:
                    bg=raw_input('Do You Want to Exit (y/n)? ')
                    if bg=='y':
                         print 'Program Close'
                         print ''
                         break
                    else:
                         print 'Back to Menu'
                         print ''
            elif c == '7':
                 ganjil=input('Masukkan Angka Deret yang Terakhir: ')
                 def bilanganganjil(af):
                    while af!=ganjil:
                         print af,
                         af=af+2
                    print ganjil
                 bilanganganjil(1)
                 print ''
                 if y!=1:
                    bh=raw_input('Do You Want to Exit (y/n)? ')
                    if bh=='y':
                         print 'Program Close'
                         print ''
                         break
                    else:
                         print 'Back to Menu'
                         print ''
            elif c == '8':
                 genap=input('Masukkan Angka Deret yang Terakhir: ')
                 def bilangangenap(ag):
                    ag=ag-1
                    while ag!=genap:
                         print ag,
                         ag=ag+2
                    print genap
                 bilangangenap(1)
                 print ''
                 if y!=1:
                    bi=raw_input('Do You Want to Exit (y/n)? ')
                    if bi=='y':
                         print 'Program Close'
                         print ''
                         break
                    else:
                         print 'Back to Menu'
                         print ''
            elif c == '9':
                 asli=input('Masukkan Panjang Deret: ')
                 def bilanganasli(az):
                    az=az-1
                    while az!=asli:
                         az=az+1
                         print az,
                    print ''
                    print ''
                 bilanganasli(1)
                 if y!=1:
                    bj=raw_input('Do You Want to Exit (y/n)? ')
                    if bj=='y':
                         print 'Program Close'
                         print ''
                         break
                    else:
                         print 'Back to Menu'
                         print ''
            elif c == '10':
                 ex=raw_input('Are You Sure to Exit (y/n)? ')
                 if ex == 'y':
                    print 'Program Exit'
                    print ''
                    break
                 else:
                    print 'Program Back to Menu'
                    print ''
            else:
                 print 'Program Back to Menu'
                 print ''
    elif a == 'exit' and b == 'exit':
        e=raw_input('Are You Sure to Cancel Login (y/n)? ')
        if e == 'y':
            print 'Program Close'
            print ''
            break
        else:
            print 'Please Try Again to Login'
            print ''
    elif a == 'Adjie' or b == 'blank':
        print 'Username or Password is Incorrect'
        print 'Please Try Again'
        print ''
    else:
        print 'Please Try Again'
        print ''
    x=x+1
if x==3:
    print 'You Have Three Times to Login'

Output Program

Latihan Bahasa Pemrograman

Friday, April 15, 2011

LA1 AP2A (Pengenalan Visual Basic 6.0) tanggal 16 April 2011

Listing
Private Sub Check1_Click()
If Check1.Value = 1 Then
Label1.FontBold = True
Else
Label1.FontBold = False
End If
End Sub

Private Sub Check2_Click()
If Check2.Value = 1 Then
Label1.FontItalic = True
Else
Label1.FontItalic = False
End If
End Sub

Private Sub Check3_Click()
If Check3.Value = 1 Then
Label1.FontStrikethru = True
Else
Label1.FontStrikethru = False
End If
End Sub

Private Sub Check4_Click()
If Check4.Value = 1 Then
Label1.Caption = UCase(Text1.Text)
Else
Label1.Caption = LCase(Text1.Text)
End If
End Sub

Private Sub Check5_Click()
If Check5.Value = 1 Then
Label1.FontUnderline = True
Else
Label1.FontUnderline = False
End If
End Sub

Private Sub Combo1_Click()
Label1.FontName = Combo1.Text
End Sub

Private Sub Command1_Click()
End
End Sub

Private Sub Form_Load()
Combo1.AddItem "Algerian"
Combo1.AddItem "Forte"
Combo1.AddItem "Comic Sans MS"
Combo1.AddItem "Times New Roman"
End Sub

Private Sub Option1_Click()
Label1.ForeColor = vbRed
End Sub

Private Sub Option2_Click()
Label1.ForeColor = vbBlue
End Sub

Private Sub Option3_Click()
Label1.ForeColor = vbGreen
End Sub

Private Sub Option4_Click()
Label1.ForeColor = vbYellow
End Sub

Private Sub Option5_Click()
Label1.ForeColor = vbBlack
End Sub

Private Sub Text1_Change()
Label1.Caption = Text1.Text
End Sub

Output

Gedung Baru DPR

Pembangunan Gedung Baru DPR RI yang "cuma" senilai 1,14 triliun rupiah telah banyak menuai kontroversi. Banyak pihak yang menolak rencana pembuatan Gedung baru DPR RI tersebut. Bahkan, imbauan Presiden SBY agar menghemar anggaran, dianggap sebagai lelucon politik belaka. Hal ini dikemukakan oleh Ketua Presidium Nasional Komite Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyouno.
Tetapi, Marzuki Alie sang Ketua DPR yang juga Pembina Partai Demokrat menyetujui dan tetap akan melanjutkan pembangunan gedung baru DPR RI tersebut. Dan hal ini tentu saja bukan merupakan "pembangkangan" kepada Presiden SBY, tetapi justru menjadi reprensetasi persekongkolan DPR dan pemerintah. Bahkan menurut Arief Poyouno, Presiden SBY layak mendapatkan anugerah sebagai Bapak Pembangunan Gedung DPR.
Sementara itu, Koalisi LSM akan menggugat DPR ke PN Jakarta Pusat besok Senin 11 April karena somasi mereka agar proyek gedung baru DPR dibatalkan sama sekali tidak diindahkan oleh DPR. Dan ICW (Indonesia Corruption Watch) serta MCW (Malang Corruption Watch) menyerukan kepada Preseiden SBY agar segera mencopot Marzuki Alie sebagai Ketua DPR, hal ini untuk menjaga nama baik Partai Demokrat di mata rakyat Indonesia. 
Selain itu, menurut Emerson Yuntho Wakor, seorang Wakil Koordinator ICW, Marzuki Alie terbukti membuat pernyataan tidak pantas dengan melukai hati rakyat dengan mengatakan,"Rakyat biasa jangan diajak membahas pembangunan gedung baru. Hanya orang-orang elite dan orang-orang pintar yang bisa diajak membicarakan masalah itu". Dan juga Ketua DPR tersebut dinilai bertindak otoriter, tidak cakap dan diskriminatif dalam memimpin DPR.
Dan di sisi lain, Mulyadi dari Fraksi Partai Demokrat menyatakan bahwa keputusan untuk melanjutkan pembangunan gedung baru DPR adalah tepat. Karena bila proyek ini sampai dibatalkan, hal ini akan ditertawakan rakyat.
Menurut saya  topik pembangunan gedung DPR ini berkaitan dengan materi Manusia dan Penderitaan dan materi Manusia dan Keadilan, karena tentu saja secara sepihak saya juga sangat tidak menyetujui dengan adanya pembangunan gedung yang sangat-sangat tidak jelas fungsinya sama sekali. Dengan duit yang sebesar itu tentu saja lebih baik digunakan untuk pembangunan gedung-gedung sekolah yang rusak di sejumlah daerah di Indonesia atau digunakan unutk membangun rumah-rumah sederhana untuk warga miskin atau digunakan untuk membantu menuntaskan masalah kemisikinan dengan cara membuat beberapa lapangan pekerjaan baru dengan uang tersebut. Seenaknya saja Marzuki Alie mengatakan, "Rakyat biasa jangan diajak membahas pembangunan gedung baru. Hanya orang-orang elite dan orang-orang pintar yang bisa diajak membicarakan masalah itu". Perkataan ini sangat-sangat saya sayangkan karena beliau tidak memperdulikan nasib rakyat yang sudah sangat menderita. Perilaku seorang wakil rakyat ini sangatlah tidak bermoral. Dia hanya memikirkan keperluannya sendiri. Buat apa dibuat gedung baru tapi mengurus kasus-kasus kecil saja tidak becus, mereka berdalih dengan adanya gedung baru kinerja mereka akan lebih baik, tapi tentu saja menurut saya tidak ada perubahan jadi lebih baik melainkan malah menjadi semakin buruk kinerja mereka karena pada dasarnya moral mereka sungguh tidak beradab dan tentu saja sikap mereka tidak sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yang dinyatakan pada alinea ke-empat yaitu pada bagian:
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :

  • Ketuhanan Yang Maha Esa,

  • kemanusiaan yang adil dan beradab,

  • persatuan Indonesia, dan

  • kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

  • serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

  • Saya hanya berharap adanya suatu revolusi besar secara radikal demi menuntut kesejahteraan dan kemajuan bangsa ini. Karena saya yakin seluruh lapisan masyarakat yang peduli dengan bangsa ini juga sudah mulai geram dengan segala tingkah laku pemerintah dan pejabat-pejabat di negara ini. Generasi saya lah yang harus mampu membawa perubahan untuk bangsa Indonesia yang tercinta ini. Semoga saja Allah SWT. selalu memberikan petunjuk dan jalan yang terbaik untuk negara Republik Indonesia ini.

    Manusia dan Pandangan Hidup

    Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

    Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup. Dimana seseorang menjalani hidupnya dengan aturan aturan yang dia buat untuk memjukan kehidupannya, pandangan hidup berasal dari agama. Pandangan hidup yang berasal dari agama, dan pengalaman hidup yang pernah di alami seseorang tersebut orang yang memiliki pandangan hidup pasti memiliki tujuan, dan tujuan ini biasa di sebut cita cita.

    Cita-cita adalah suatu harapan yang manusia inginkan akan terjadi di masa mendatang sesuai dengan keinginan manusia tersebut. Mengapa cita cita merupakan suatu pandangan hidup? Karena cita cita yang menggambarkan suatu pandangan hidup itu sendiri. Banyak faktor yang membuat kita gagal dalam melaksanakan cita cita, biasanya karena hambatan dari luar dan dari sendiri dimana manusia menyerah dalam menggapai cita citanya.

    Dilihat dari berbagai sudut, pandangan memiliki arti yang luas, di setiap ada pandangan ada usaha, cita cita, pengharapan. Berarti dalam mewujudkan suatu pandangan hidup banyak sekali nilai pengalaman hidup yang tercapai saat menjalani kehidupan. Jadi buat apa kita takut untuk berhayal? Jadikan cita-cita anda adalah suatu pandangan anda yang membuat anda semakin yakin bahwa anda bisa mencapai setiap keinginan anda.

    Manusia dan Keadilan

    Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran". Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil". Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya

    Menurut pendapat yang lebih umum di katakan bahwa keadilan itu ialah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban .Keadilan terletak pada keharmonisan menurut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain , keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.Berdasarkan kesadaran etis,kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban.Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban,maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain.Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak,maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain.

    Macam-Macam Keadilan

    1. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
    2. Keadilan Distributif
    3. Keadilan Komutatif

    Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, karena dalam hidupnya manusia mengalami keadilan/ketidakadilan.Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreatifitas manusia.Sementara ketidakadilan terjadi apabila ada ikut campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian.

    Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan.
     
    Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.
    Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;
    1.   Faktor ekonomi. Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
    2.   Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
    3.   Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.
    4.   dan lain sebagainya.
    Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.

    Manusia dan Keindahan

    Keindahan
    Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
     
    Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beuty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
    1. keindahan dalam arti luas
    2. keindahan dalam arti estetis murni
    3. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
    Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.

    Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya."

    Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya."
     
    Sebuah buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan "usia matang."
     
    Keindahan pada Manusia
    Wanita yang elok rupanya disebut "cantik" atau "ayu", sementara pria yang rupawan disebut "tampan" atau "ganteng" di dalam masyarakat. Sifat dan ciri seseorang yang dianggap "elok", apakah secara individu atau dengan konsensus masyarakat, sering didasarkan pada beberapa kombinasi dari Inner Beauty (keelokan yang ada di dalam), yang meliputi faktor-faktor psikologis seperti kepribadian, kecerdasan, keanggunan, kesopanan, kharisma, integritas, dan kesesuaian, dan Outer Beauty (keelokan yang ada di luar), yaitu daya tarik fisik yang meliputi faktor fisik, seperti kesehatan, kemudaan, simetri wajah, dan struktur kulit wajah.
    Standar kecantikan/ketampanan selalu berkembang, berdasarkan apa yang dianggap suatu budaya tertentu sebagai berharga. Lukisan sejarah memperlihatkan berbagai standar yang berbeda untuk keelokan manusia. Namun manusia yang relatif muda, dengan kulit halus, tubuh proporsional, dan fitur biasa, secara tradisional dianggap paling elok sepanjang sejarah.

    Manusia dan Penderitaan

    Penderitaan
    Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.

    Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.

    Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.

    Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.

    Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.

    Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.

    Masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwa penderitaan tidak selamanya berpengaruh negatif dan merugikan, tetapi dapat merupakan energi pendorong untuk menciptakan manusia-manusia besar.
    Contoh lain ialah penderitaan yang menimpa pemimpin besar umat Islam, yang terjadi pada diri Nabi Muhammad. Ayahnya wafat sejak Muhammad dua bulan di dalam kandungan ibunya. Kemudian, pada usia 6 tahun, ibunya wafat. Dari peristiwa ini dapat dibayangkan penderitaan yang menimpa Muhammad, sekaligus menjadi saksi sejarah sebelum ia menjadi pemimpin yang paling berhasil memimpin umatnya (versi Michael Hart dalam Seratus Tokoh Besar Dunia).

    Penderitaan sendiri berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya  menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.

    Siksaan
    Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang  merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.